Kerbau dipelihara oleh masyarakat Indonesia secara turun temurun. Pada masyarakat pulau Jawa, ternak kerbau digunakan sebagai hewan digunakan tenaganya untuk mengolah sawah sejak dulu kala. Sebelum ada traktor, Kerbau memiliki peran amat besar dalam produksi padi. Meskipun ada mekanisasi pertanian menggunakan traktor, penggunaan kerbau masih diperlukan untuk sawah dengan terasering yang berundak-undak.
Kerbau selain digunakan penghasil tenaga, juga dimanfaatkan sebagai penghasil susu dan daging. Di Sumatera banyak ditemui kerbau penghasil susu. Di Minangkabau, susu kerbau juga diolah menjadi dadiah (sejenis yoghurt). Daging kerbau muda cukup empuk. Rendang yang dimakan di Rumah Makan Padang adalah lebih banyak daging kerbau daripada daging sapi. Menurut pemilik rumah makan bercita rasa pedas ini, daging kerbau cukup baik dan empuk digunakan untuk rendang. Kerbau pun digunakan sebagai hewan kurban di beberapa daerah, selain sapi dan kambing.
Kotoran kerbau dapat digunakan sebagai pupuk atau bahan bakar jika dikeringkan. Semasa booming ternak cacing tanah, kotoran kerbau dicari peternak cacing untuk media tumbuh cacing tanah. Orang berebut kotoran kerbau berbahan hijauan alami.
Lain lagi di Toraja, kerbau belang digunakan untuk ritual upacara adat. Harga kerbau khas Toraja memang fantastis, selaras tampilan fisiknya. Kerbau Toraja berpostur lebih tegap dan memiliki punggung tanduk lebih runcing dari kerbau daerah lain. Harga kerbau belang mencapai Rp 58 juta per ekor. Itu karena motif belang hanya terdapat di bagian kepala. Jika motif belang tersebar rata di seluruh tubuh, dapat seharga ekuivalen dengan harga satu mobil. Harga kerbau belang bisa mencapai Rp 150 juta. Jika tanduknya panjang dan melengkung ke bawah harganya bisa Rp 300 juta. Bobot dan harga kerbau memang berbanding lurus dengan jerih payah sang peternak. Tedong bonga biasanya menjadi salah satu di antara puluhan atau bahkan ratusan ekor kerbau yang disembelih oleh keluarga berada pada upacara adat Toraja. Keluarga seorang keturunan bangsawan dalam satu ritual bisa menyembelih sekitar 100 ekor kerbau. Persembahan kerbau sebanyak itu dalam rangka mengantar arwah seorang tetua yang telah meninggal ke puya (surga).
Kepemilikan kerbau menandakan prestise seseorang. Semakin kaya dan tinggi status seseorang ditandai seberapa banyak kepemilikan kerbaunya. Daalam adat daerah tertentu, kerbau digunakan untuk alat meminang seorang remaja putri. Di beberapa desa, kerbau digunakan untuk alat menabung. Petani menyimpan uangnya dengan membeli kerbau. Kerbau cukup produktif, bisa digunakan atau disewa untuk membajak sawah, menarik gerobak dan kerbau betina akan menghasilkan anak, sebagai sumber penghasilan tambahan bagi petani.
Bagi seorang pencipta lagu, penyair atau penulis novel, pesona anak gembala duduk di atas kerbau amat menarik untuk digali inspirasinya buat memproduksi karya-karyanya. Warna kerbau boleh hitam, meski ada juga kerbau bule dan belang, namun bagi masyarakat Indonesia, kerbau memiliki kontribusi tinggi dan cukup banyak menginspirasi.
Dadan wahyudin (Wisata kompasiana)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar